Sabtu, 11 Februari 2012

Pemanfaatan batang pisang sebagai bahan baku UREA

PEMANFAATAN BATANG PISANG (Musa paradisiaca L) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU PEMBUATAN PUPUK UREA (CO(NH2)2)

Julinton Sianturi [1] dan Khairun Nuri Hayumi [2]
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA Universitas Negeri Medan, Medan 20222




DESKRIPSI RESEARCH
   Kelangkaan pupuk yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir seperti pupuk Urea,NPK,KCl,TSP,Poska dan pupuk organik lainnya, pupuk tersebut tidak ada lagi dijual di toko pertanian maupun pedagang pengecer.Akibatnya, petani dan pemilik perkebunan sawit menjerit, akibat sulitnya mendapatkan pupuk jenis itu. Mereka terpaksa hanya mengandalkan pupuk KCL dan NPK yang jelas berbeda manfaatnya. Selain itu, harga dua jenis pupuk tersebut juga cukup mahal dan berdampak buruk karena banyak sawit milik masyarakat yang daunnya menjadi kuning akibat tidak pernah lagi dipupuk dengan urea.
(http://www.infoinhil.net/index.php?option=com_content&view=article&id=744:pupuk urea-langka-di-pasaran&catid=37:ekonomi-a-bisnis&Itemid=323).
         Seperti diwilayah Riau Kenaikan harga pupuk mencapai 100%, tentu saja membuat para petani di daerah ini menjadi menjerit untuk mendapatkan komoditi penyubur tanaman tersebut. Bagaimanapun mereka terpaksa membatasi pembelian pupuk dan menggunakannya seirit mungkin. Kenaikan mulai dari pupuk NPK, TSP dan KCL. Untuk NPK dijual seharga Rp 340 ribu persak untuk ukuran 50 kg padahal dalam kondisi kondisi stabil pupuk NPK hanya dijual Rp180 ribu,pupuk TSP yang dijual seharga Rp 315 ribu untuk ukuran 50 kg kondisi normal, pupuk TSP hanya dijual Rp160 ribu, pupuk KCL dijual Rp300 ribu untuk ukuran 50 kg, biasanya hanya dijual Rp140 ribu,pupuk Urea dijual dengan Harga Rp 300 ribu biasanya hanya dijual Rp150 ribu.(http://www.riau.go.id/index.php?mod=isi&id_news=7057)
         Budidaya tanaman pisang sesuai dengan iklim Indonesia baik dataran rendah maupun tinggi sampai dengan 1300 dpl, dan optimal pada suhu 18 – 27oC, dan secara teknis mudah dibudidayakan.Produksi pisang adalah produksi buah terbesar di Indonesia yaitu 40% dari produksi buah nasional.Di Indonesia ada 14 kultivar pisang yang dikembangkan di Indonesia, selain itu Indonesia memiliki keragaman plasma nutfah yang besar.Secara usahatani budidaya pisang memberikan keuntungan yang cukup besar dalam waktu yang relatif singkat (1-2th) dengan BEP 1,76 akan tetapi budidaya di Indonesia yang sekarang belum dikelola secara optimal oleh warga.
(http://agribisnis.deptan.go.id/xplore/files/PROFIL-ORGANISASI/RENCANA STRATEGIS/LAMPIRAN ROADMAP/Road%20map%20pisang.pdf).
         Produktifitas Budidaya tanaman Pisang di Indonesia (dalam Ku/Ha) pada tahun 2000,2001,2002,2003 semakin besar tingkat pembudidayaannya.Secara Nasional pada tahun 2000 budidaya tanaman pisang sebanyak 509,52 Ku/Ha,meningkat pada tahun 2001 yaitu 559,06 Ku/Ha,terus meningkat pada tahun 2002 sebanyak 586,53 dan pada tahun 2003 menurun tingkat pembudidayaannya yaitu sebanyak 478,50 Ku/Ha.hal ini terjadi karena pengaruh suhu yang panas.(Sumber : Pusdatin, DEPARTEMEN PERTANIAN, 2004). Pada dasarnya tanaman pisang merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati yang artinya setelah buah pisang diambil batangnya tidak bisa digunakan lagi untuk produksi buah pisang berikutnya,Sehingga akan berdampak sebagai menjadi Limbah. (http://if4lili.blogspot.com/2009/03/pemanfaatan-ekstrak-batang-pisang-batu.html ).
           Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak batang pohon pisang mengandung tannin, saponin dan flavonoid. Saponin merupakan glikosida yang terdistribusi secara luas pada tumbuhan dan biasanya bersifat sangat iritan terhadap mukosa tubuh. Saponin mempunyai aktivitas antiseptik serta meningkatkan kekebalan tubuh (Anonim, 2005). Bambu yang jenisnya Gigantolochloa apus Kurz Pohon, berumpun, tinggi 10-15 m. Berkayu, bulat, berlubang, beruas-ruas, tunas atau rebung berbulu, putih kehitaman, hijau. Tunggal, berseling, berpelepah, lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal membulat, panjang 20-30 cm, lebar 4-6 cm, pertulangan sejajar, hijau.Kandungan kimia Rebung dan daun Gigantolochloa apus mengandung saponin, di samping itu daunnya mengandung flavonoida dan polifenol. Selain serat senyawa utama di dalam rebung mentah adalah air, yaitu sekitar 91%. Disamping itu, rebung mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, thiamin, riboflavin, vitamin C, serta mineral lain seperti kalsium, fosfor, besi, dan kalium. Bila dibandingkan dengan sayuran lainnya, kandungan protein, lemak, dan karbohidrat pada rebung, tidak berbeda jauh.Rebung mempunyai kandungan kalium cukup tinggi. Kadar kalium per 100 gram rebung adalah 533 mg. ( http://carahidup.um.ac.id/tag/rebung/).
         Batang pisang yang dicampur dengan rebung bambu yang telah direbus dengan NaCl yang berfungsi untuk mengeluarkan bau pesing yang mengandung ammonia yang berasal dari protein.Kandungan Batang pisang berupa tannin,saponin dan flavanoid.dimana tannin yang merupakan astringen ,yang baik mengikat dan endapan atau mengecilkan protein dan berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid yang terkandung dalam rebung. (Olivia et al., 2004). Dimana unit Flavonoida terikat pada suatu gula,glioksida merupakan kombinasi suatu gula suatu alkohol yang saling berikatan dengan ikatan glioksida.Pada prinsipnya ikatan glioksida terbentuk apabila gugus hidroksil dari alkohol beradisi dengan gugus pada karbonil dari gula.Pada hidrolisis oleh asam,suatu glioksida terurai kembali.(B.Nainggolan.,2008).
           Pada proses campuran ini asam amino murni yang telah diikat oleh tannin akan diikat dengan gugus karboni yang berasal dari flavanoid.Sedangkan saponin juga memiliki kemiripan dengan flavanoid yaitu Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan . Berarti saponin berfungsi sebagai sumber adanya karbonil saat proses percampuran dengan rebung bambu.Glioksida akan melepaskan gugus R’OH dan akan menghasilkan glukosa dan membentuk glukosa dengan rantai terbuka.Asam amino yang memiliki Atom N (Nitrogen) yang bersifat nukleofil karena memiliki sepasang elektron bebas akan menyerang atom C (Karbon) dan akan menghasilkan piruvat dengan bantuan enazim Piruvat Dehidrogenase akan menghasilkan alanin dan akan melepaskan Glukosa dan -Ketoglutarat dengan bantuan enzim alanin Trankarbamoilase akan menghasilkan air dan Urea dan asam Pirivat yang dihasilkan akan mengalami reaksi berkelanjutan dengan senyawa glukosa lainnya. Produk pupuk urea CO(NH2)2 yang dihasilkan dalam bentuk cairan.

Tabel Luas Panen Pisang   (dalam Ha)  Propinsi
Tahun
2000
2001
2002
2003
NASIONAL
73539
76923
74751
85690
Nanggroe Aceh Darussalam
1096
708
562
1790
Sumatera Utara
1526
1705
2638
3118
Sumatera Barat
1434
1523
1032
715
Riau
867
787
829
1242
Jambi
438
403
533
380
Sumatera Selatan
3155
2911
2382
2760
Bengkulu
259
207
321
457
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera utara, 2009


Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan "PKM-P 2009"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar