TINJAUAN PUSTAKA
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Selain itu, pada larutan, surfaktan akan menggerombol membentuk misel setelah melewati konsentrasi tertentu yang disebut Konsentrasi Kritik Misel (KKM) (Lehninger, 1982).
Tanaman jarak telah lama dikenal di Indonesia. Tanaman jarak (Ricinus communis L.) termasuk dalam famili Euphorbiaceae, merupakan tanaman tahunan yang hidup di daerah tropik maupun sub tropik, dan dapat tumbuh pada ketinggian 0-800 m di atas permukaan laut (Ketaren, 1986). Biji tanaman jarak terdiri dari 75% daging biji dan 25% kulit. Daging biji jarak ini bisa memberikan rendemen 54% minyak. Minyak yang dihasilkan dari biji tanaman jarak dikenal sebagai minyak jarak. Minyak jarak berwarna bening dan dapat dimanfaatkan sebagai kosmetik, bahan baku pembuatan biodiesel, dan sabun. Minyak jarak mempunyai massa jenis 0,957-0,963 kg/liter, bilangan Iodium 82-88 g-I2/100 g, bilangan penyabunan 176-181 mg-KOH/g (Bailey,A.E.1950).
Minyak jarak mengandung komponen gliserida atau dikenal sebagai senyawa ester. Gliserida tersebut tersusun dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak yang terdapat pada gliserida maupun asam lemak bebas bisa dibuat menjadi sabun bila direaksikan dengan soda dan reaksi tersebut dikenal sebagai reaksi saponifikasi. Komposisi asam lemak minyak jarak terdiri dari asam risinoleat sebanyak 86 %; asam oleat 8,5 %; asam linoleat 3,5 %; asam stearat 0,5-2,0 %; asam dihidroksi stearat 1-2 % ( Bailey, A.E. 1950).
Tanaman Jarak |
Spesifikasi tanaman jarak |
Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan
larutan alkali merupakan larutan yang tidak saling larut (Immiscible).
Setelah terbentuk sabun maka kecepatan reaksi akan meningkat, sehingga reaksi
penyabunan bersifat sebagai reaksi autokatalitik, di mana pada akhirnya
kecepatan reaksi akan menurun lagi karena jumlah minyak yang sudah berkurang.(
Bailey’s, 1964 ).
Reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis sehingga harus
diperhatikan pada saat penambahan minyak dan alkali agar tidak terjadi panas
yang berlebihan. Pada proses penyabunan, penambahan larutan alkali (KOH atau
NaOH) dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dipanasi untuk
menghasilkan sabun cair. Untuk membuat proses yang lebih sempurna dan merata
maka pengadukan harus lebih baik. Sabun cair yang diperoleh kemudian diasamkan
untuk melepaskan asam lemaknya (Levenspiel, 1972).
Tujuan Percobaan
Tujuan
dari penelitian adalah
[1] Menghasilkan sabun
transparan padat yang mengandung aroma terapi bunga mawar
[2] Menerapkan konsep koloid
dalam pembuatan sabun mandi transparan berbasis bunga mawar
Alat dan Bahan
Alat
No
|
Nama Alat
|
Ukuran
|
Jumlah
|
1
|
Gelas
beaker
|
|
|
2
|
Pengaduk
|
|
|
3
|
Spatula
|
|
|
4
|
Kasa
|
|
|
5
|
Kaki
tiga pembakar
|
|
|
6
|
termometer
|
|
|
7
|
Alat
pencetak
|
|
|
8
|
Batang
statif
|
|
|
Bahan
No
|
Nama Bahan
|
Konsentrasi
|
Jumlah
|
Wujud
|
1
|
Asam
stearat
|
|
5
gram
|
|
2
|
Minyak
jarak
|
|
20
gram
|
|
3
|
Minyak
kelapa
|
|
5
gram
|
|
4
|
Natrium
Hidroksida
|
30%
|
Variabel
“16 gr, 18 gr adan 20 gram”
|
|
5
|
Gliserin
|
|
13
gram
|
|
6
|
Gula
|
|
8
gram
|
|
7
|
Asam
sitrat
|
|
3
gram
|
|
8
|
Alkohol
|
96%
|
15
gram
|
|
9
|
Air
|
|
Secukupnya
|
|
10
|
Betain
|
|
Secukupnya
“sampai semua bahan larut”
|
|
11
|
Ekstrak
Tanaman aromatik “Pewangi”
|
|
Variabel
“2 ml, 4 ml, dan 6 ml”
|
|
Prosedur
Kerja
Desain
Alat pembuat sabun berbasis teknologi
percobaan sabun transparan 6 ml Produk sabun yang siap pakai oleh
konsumen
Pemakaian sabun transparan "Aplkasi dari KOLOID"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar